03 April 2010

permasalahan yang ada di dunia perbankan yang menggunakan IT


Pertengahan hingga akhir Januari 2010, Indonesia dihebohkan pembobolan banyak rekening nasabah bank, khususnya via mesin ATM (anjungan tunai mandiri). Hampir semua berita di berbagai media menurunkan headline kasus ini. Kasus pembobolan rekening ini bermula di Bali. Bank Indonesia (BI) mencatat ada 13 ATM milik enam bank yang rekening nasabahnya dibobol, yakni BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Permata dan BII. Bahkan, di salah satu bank, ada 236 rekening yang dibobol dengan kerugian mencapai Rp 4,1 miliar.

Belakangan ini , kasus pembobolan dana nasabah melalui ATM itu tidak hanya terjadi di Bali, melainkan juga di beberapa daerah, seperti Mataram, Medan, Yogyakarta, dan Jakarta. Diperkirakan total kerugian nasabah dari beberapa bank di sejumlah wilayah di Indonesia hingga tulisan ini dibuat telah mencapai lebih dari Rp 17,4 miliar.

Menurut analis forensik digital (Ruby Alamsyah) , modus yang digunakan pembobol ATM ini adalah teknik skimming atau pencurian data magnetic stripe kartu ATM yang dikombinasikan dengan PIN capture (pengintipan PIN—personal identity number). Pelaku menyiapkan satu set alat skimmer yang dipasang di mulut ATM untuk mengopi data kartu ATM. Adapun untuk mencuri PIN nasabah, pelaku memasang spy cam yang diarahkan ke keypad. “Ada juga yang menggunakan keypad palsu, sehingga meskipun ditutup tangan tetap terekam,” ungkap Ruby. “Jadi, ini bukan cyber crime, tetapi lebih ke physical crime. Pelaku tidak perlu mengerti TI. Kalau cyber crime sudah menyentuh sistem, sedangkan pelaku pada kasus pembobolan ATM tidak menyentuh sistem, skimmer berada di luar (sistem).”


Solusi Meningkatkan Keamanan Transaksi Perbankan

  • Pada Pihak Bank :
  • Melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV
  • Mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card
  • Memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN
  • Meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan
  • Mengaudit sistem keamanan secara rutin
  • Mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN
  • Menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang
  • Pada Pihak Nasabah :
  • Selalu waspada pada saat bertransaksi di ATM dan memperhatikan apakah ada alatskimmer ataupun penyadap lainnya
  • Selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN nasabah
  • Mengupayakan bertransaksi di ATM yang berada di dalam cabang bank nasabah
  • Mengganti PIN secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali
  • Memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman daripada menggunakan ATM
  • Pihak Bank Indonesia :
  • Menyiapkan standar penggunaan teknologi chip card untuk kartu ATM
  • Mewajibkan bank mengaudit sistem keamanan secara berkala
  • Menjaga hasil audit dari kebocoran
  • Melakukan edukasi pada masyarakat
  • Menyiapkan strategi keamanan perbankan nasional dalam jangka pendek, menengah dan panjang

sumber : http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/11/perbankan-indonesia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar